“Orang mau melakukan sesuatu karena ada sesuatunya”
Begitu ya, mungkin simplenya. Prinsip ekonomi nomor 4 dari ekonom Gregory Mankiw itu mengena banget dalam kehidupan sehari-hari, bahwa setiap orang cenderung merespons terhadap sesuatu yang memiliki insentif. Contohnya seperti gambar berikut.
Pria itu mau berolahraga hanya karena ada makanan favoritnya yang ditaruh di depan, dan mungkin setelah olahraga, dia akan langsung melahapnya. Contoh itu sepertinya terlalu mengada-ada ya, kita coba perhatikan gambar berikutnya.
Gambar itu hanya ilustrasi ya, artinya, karyawan tersebut rajin bekerja karena jika berhasil mencapai target tertentu, bosnya menjanjikan imbalan berupa bonus uang jutaan rupiah, sehingga tak ada alasan bagi karyawan tersebut untuk lalai, ia akan lebih bersemangat daripada biasanya. Hal seperti ini sudah lazim banget dalam dunia bisnis ya. Contohnya berikut ini.
Pesan yang mana yang akan direspon? Hemm..., jelas yang kedua ya, bahkan saya pribadi juga bersemangat banget untuk segera membalas pesan tersebut, meski sampai sekarang bonus tersebut belum kunjung tiba, semoga Axis Net tidak menipu, huhu.
Contoh lainnya, ada seorang laki-laki yang rela mati-matian memperhatikan seorang perempuan yang ia sukai, jujur saja ya, tentu laki-laki itu melakukannya bukan hanya karena ingin menunjukkan seberapa besar cintanya, karena ia telah memberikan semua apa yang perempuan itu mau, tetap dalam hati kecilnya ia mengharapkan respons berupa cinta dan perlakuan yang sama oleh perempuan tersebut kepadanya.
Bisa juga kita lihat prinsip ini pada momentum pemilu. Biasanya, kalau di masyarakat perdesaan, mereka tidak terlalu tertarik/ antusias dengan mencoblos di pemilihan umum, oleh sebab itu, setiap pasangan calon (oknumnya) masih saja ada yang menerapkan strategi "money politic". Ya kita gak tahu sih, apakah tujuan oknum paslon supaya masyarakat mau berpartisipasi, atau justru untuk "membeli" suara mereka. Terlepas dari motifnya, saya mengakui bahwa di beberapa daerah, masih banyak masyarakat yang bahkan meminta uang pada tim sukses paslon, istilahnya "mana nih serangan fajarnya?", mereka hanya mau menyoblos kalau ada uang jalannya, ya wajar juga sih, sebab masyarakat yang demikian biasanya low-education and low-income. Dan begitulah kira-kira, hingga politik uang terus membudaya. Dan masih banyak lagi contoh kasusnya.
Meskipun pada level kepribadian tertentu ada juga orang yang tidak selalu mengharapkan imbalan, tetapi jika kita perhatikan lebih jauh, pada dasarnya manusia diciptakan memang sebagai makhluk yang selalu mengharapkan balasan. Buktinya, Allah sampai menjanjikan adanya Surga (insentif) dan mengancam dengan Neraka (dis-insentif) kepada manusia agar bisa selalu taat kepada-Nya. Saya jadi ingat lagunya Chrisye yang begini:
“Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau menyebut nama-Nya?”
Jawabannya bergantung kepada level keimanan kita masing-masing ya :) Huhu, serem banget deh kalau ngomonin iman, tapi sama sekali gak ada yang salah kok dengan iman, bahkan iman adalah suatu anugerah, selama kita saling menjaga etika dengan baik antara pemeluk iman yang satu dengan pemilik iman yang lain :)
Penulis:
Muh. Abdul Farid
Muh. Abdul Farid
__________________
Image credit :
Post a Comment
Salam, Pemuda!
Saatnya yang Muda yang Bicara!
Terima kasih telah berkunjung, silakan berkomentar :)
*Segala hal yang berkaitan dengan tulisan dalam website ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis tersebut sesuai yang tertera di bagian awal atau akhir tulisan.
________
// MudaBicara is one of Youth Community or Non-Profit Organization in Indonesia. We strive to provide a place for young people to voice ideas and literary works //