Berteman: Utamakan Kuantitas atau Kualitas?



Mempunyai banyak teman dapat memudahkan kita dalam menangani segala urusan. Mengapa demikian? Tentu saja karena semakin banyak teman, semakin banyak pula yang akan hadir dikala kita sedang dalam kesukaran. Teman siap membantu, teman siap mengurangi kesulitanmu. Ada banyak hal positif yang dapat kita ambil dengan memiliki teman sebanyak-banyaknya. Memiliki banyak teman pun membuat kita lebih luwes dalam berinteraksi dengan orang baru. Tak diragukan lagi bahwa orang yang memiliki cukup banyak teman akan memudahkan mereka dalam mencari koneksi. Sehingga jika ada suatu hal yang dibutuhkan untuk penyelesaian masalah, mereka yang memiliki banyak teman akan lebih mudah menemukan jalan keluar.

Tetapi, semakin dewasa seorang manusia, mereka biasanya tidak mementingkan lagi perihal kuantitas melainkan kualitasnya. Tentu kita yang sudah dewasa memahami jika semakin kita dewasa, mencari teman itu akan menjadi hal yang cukup sulit. Kebanyakan dari kita yang telah beranjak dewasa, lingkaran pertemanan dekatnya hanya berasal dari teman-teman lama. Teman yang memang sudah kenal dari kecil atau teman-teman semasa sekolah dulu. Mengapa sering terjadi seperti itu? Berikut beberapa opini yang saya buat perihal masalah tersebut.

1. Perbedaan Usia

Banyak dari kita yang sudah berada di lingkungan kerja sulit sekali mendapatkan teman yang cocok karena perbedaan usia. Sebenarnya sah-sah saja berteman dengan seseorang yang jauh lebih muda ataupun yang lebih tua, tetapi terkadang perbedaan usia seringkali membuat kita sukar mencari topik pembicaraan yang sesuai, karena pengetahuan kita yang biasanya hanya mencangkup hal-hal yang berada pada masanya saja, menyulitkan kita untuk berkomunikasi dengan baik. Tentu jika dalam pencarian topik pembicaraan saja sulit, maka hubungan pertemanan seperti apa yang akan dijalani?

2. Ada Banyak Unsur Kepentingan

Kita tidak bisa menampik jika semakin kita dewasa, rasa kepercayaan yang kita miliki kepada orang lain akan semakin sedikit. Banyaknya unsur kepentingan diantara hubungan kita dengan orang lain membuat kita mau tidak mau harus selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang ada.

3. Mulai Malas Menyesuaikan Diri

Ketika kita tidak lagi mementingkan kuantitas pertemanan, maka kita akan lebih sering merasa puas dengan diri sendiri dan mulai menutup diri dari hal-hal baru. Jika sudah seperti ini, maka mereka akan lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitasnya. Karena kita akan lebih sering memilih berteman dengan mereka yang memiliki kesamaan karakter, hobi, ataupun cara pandang.

4. Kemajuan Teknologi

Tak dipungkiri, kemajuan teknologi telah memudahkan kita dalam berbagai hal. Media elektronik diminati oleh seluruh hampir umat manusia di dunia karena kemudahannya. Budaya silahturahmi (bertemu/tatap muka) mulai ditinggalkan. Sehingga lingkaran pertemanan kita akan sulit meluas karena seringnya kita yang berinteraksi hanya lewat media elektronik. Sudah sangat jelas jika interaksi terhadap sesama lebih terasa maksimal jika dengan bertatap muka langsung dan bukan hanya lewat lisan apalagi tulisan.

Pada akhirnya, kuantitas ataupun kualitas sebenarnya adalah kedua hal yang saling berkaitan. Tentunya bagi saya, kualitas merupakan hal yang lebih penting. Memiliki banyak teman tapi bukan teman-teman yang baik maka tentunya kalian semua sepakat untuk lebih baik memiliki teman yang hanya sedikit. Menjaga hubungan pertemanan yang sudah ada sangat diperlukan untuk terus menjaga kualitasnya. Membuka diri terhadap lingkungan yang baru pun sama pentingnya karena akan membuat diri kita terbuka terhadap peluang-peluang baru. Jadi, perihal kualitas dan kuantitas pertemanan ada baiknya jika keduanya diseimbangkan. Sebab segala sesuatu yang seimbang akan menuntun kita kepada keselarasan.


Penulis:
Bahha Taqiya



____________________
Image Credit: huffpost.com



Share this:

Post a Comment

Salam, Pemuda!
Saatnya yang Muda yang Bicara!


Terima kasih telah berkunjung, silakan berkomentar :)

*Segala hal yang berkaitan dengan tulisan dalam website ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis tersebut sesuai yang tertera di bagian awal atau akhir tulisan.

________

// MudaBicara is one of Youth Community or Non-Profit Organization in Indonesia. We strive to provide a place for young people to voice ideas and literary works //

 
Copyright © MudaBicara! - Youth Community | Designed by OddThemes