Pengaruh Sinetron Menghinggapi Karya Sastra


Apa itu kids zaman now ? mungkin ungkapan itu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat khususnya anak muda zaman ini. Arti dari kids zaman now sendiri ialah kids artinya “anak-anak”, “now” artinya “sekarang” jadi arti dari kata kids zaman now adalah anak-anak zaman sekarang, zaman yang berbeda dengan zaman anak muda dulu. Ungkapan kids zaman now ini sedang popular dan dipakai dimana-mana, baik dalam percakapan sehari-hari maupun tulisan. Apa yang membedakan anak zaman muda dulu dengan anak zaman sekarang ? Hal yang membedakan anak muda dulu dengan anak muda sekarang yaitu tingkah laku mereka.

Tingkah laku merujuk kepada suatu tindakan yang dilakukan seseorang. Berbicara mengenai tingkah laku, memang jika kita bandingkan tingkah laku anak muda zaman dulu dan anak muda zaman sekarang sangatlah berbeda. Dari perbedaan tersebut terkadang menimbulkan gelak tawa atas tingkah laku yang dilakukan oleh anak muda zaman sekarang. Faktor utama dari tingkah laku zaman sekarang ini karena semakin majunya zaman dan berkembangnya teknologi yang sangat pesat. 

Berbicara tentang teknologi memang tak henti-hentinya. Semakin pesatnya zaman, perkembangan teknologi semakin meroket misalnya, alat elektronik yang hampir setiap bulannya mengeluarkan produk-produk yang terbaru dan handal, sehingga masyarakat tak henti-hentinya tergiur untuk memiliki alat elektronik tersebut, yang menjadi konsumsi masyarakat sekarang misalnya televisi. 

Televisi sudah menjadi alat elektronik yang digemari masyarakat. Televisi dengan adanya stasiun-stasiun televisi yang muncul di negeri ini, menjadi daya saing tersendiri di antara stasiun-stasiun di negeri ini. Dengan adanya daya saing antara stasiun televisi dan agar masyarakat terhipnotis dengan program-program yang dibuat, maka dibuatlah program-program yang unggulan sehingga masyarakat dapat menikmatinya setiap hari. Namun program televisi sekarang sangatlah berbeda sekali dengan zaman dulu. Dulu semua program televisi berisikan tentang pendidikan sehingga masyarakat yang menikmatinya dapat mengambil nilai positif dari program televisi tersebut. Seiring berjalannya zaman, program televisi sekarang tidak memikirkan apakah program yang dibuat sudah bagus untuk anak-anak atau tidak, yang penting sekarang ini, stasiun-stasiun televisi hanya mementingkan ratting saja. Karna mementingkan rating sehingga banyak sekali program televisi yang menurut saya tidak mendidik bagi anak-anak, misalnya program yang menjadi dambaan anak-anak muda zaman sekarang yaitu sinetron

Program sinetron ini di setiap stasiun televisi selalu  ada dan sengaja sekali dibuat episode yang sangat lama, apalagi kalau rattingnya semakin bagus maka, akan lebih lama lagi selesainya episode tersebut. Dengan maraknya sinetron, yang mengakibatkan terhipnotisnya kalangan remaja dan anak-anak. Semua yang mereka lihat dan ditangkap, mereka akan mempraktikkan di dunia mereka. Sehingga generasi zaman now sekarang semakin hancur, akibat tontonan yang tidak mendidik. 

Tingkah laku kids zaman now ini memang terinsiprasi dari tontonan-tontonan yang tidak mendidik. Program televisi sekarang memang sangat berpengaruh sekali terhadap tingkah laku anak zaman sekarang. Sekarang ini anak zaman sekarang lebih mementingkan penampilan dibandingkan otak mereka, menggunakan pakaian layaknya seorang artis terkenal, pergi sekolah membawa alat-alat kosmetik, dan bukan hanya itu di usia mereka yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama tingkahnya sudah seperti orang dewasa yaitu berpacaran, pacaran yang mereka lalukan terkadang membuat gelak tawa bagi orang dewasa karna apa yang dilakukan anak zaman muda sekarang itu kesannya sudah seperti suami istri, misalnya dalam panggilan saja sudah mengucapkan “Mama-Papa, Mimi-Pipi, Bunda-Ayah, Umi-Abi. Nah itu sedikit contoh pengaruh dari sinetron yang tidak mendidik namun bukan hanya itu, anak zaman sekarang jika diperintahkan untuk membuat sebuah cerita atau cerita pendek maka tema yang mereka akan ceritakan tidak jauh dari percintaan, jadi dalam membuat sebuah karya sastra juga dipengaruhi oleh unsur percintaan. 

Sebagai seorang pengajar saya memberikan tugas kepada siswa untuk membuat sebuah cerpen. Objeknya yang saya tuju yaitu anak-anak Sekolah Menengah Pertama. Setelah semua cerpen diserahkan kepada saya, itulah saatnya saya menganalisis satu persatu karya siswa saya. Dari beberapa judul cerpen yang ada, memang didominasi tentang hal percintaan dibandingkan dengan judul yang lain seperti perjuangan hidup, pengalaman hidup, atau masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cerpen yang bertemakan percintaan ini tak jauh dari mereka yang sedang kasmaran atau jatuh cinta kepada seseorang, patah hati karna orang yang mereka sukai malah memilih orang lain. 

Contohnya cerpen karya Riska Ristiani yang berjudul “Tiada Lagi yang Namanya Sahabat.” Awal membaca judulnya mungkin cerita ini akan menitik beratkan tentang sebuah persahabatan, memang di awal-awal cerita dikisahkan tentang sebuah persahabatan tiga orang, namun setelah dibaca sampai selesai muncullah unsur percintaan yang tak jauh alur ceritnya seperti kisah-kisah sinetron. Selanjutnya cerpen dari Silvia Azizah yang berjudul “Dilema Tentang Percintaan.” Jika dilihat dari judulnya saja sudah ada unsur percintaan, dari segi cerita berawal persahabatan antara dua orang (antara permuan dan laki-laki), semakin lama mereka bersahabat akhirnya keduanya mempunyai rasa saling menyukai, akhirnya mereka berpacaran namun karena ada salah satu guru yang mengetahui hubungan mereka, guru tersebut meminta mereka untuk tidak berpacaran, dan akhirnya hubungan mereka pun harus kandas karna sang perempuan ingin fokus belajar dan meraih cita-citanya. 

Berbeda dengan cerpen karya Tiara, yang ceritanya bukan berawal dari persahabat yang akhirnya berpacaran. Judulnya cerpen tersebut yaitu “Kesempatan Kedua”, cerpen ini masih berbau unsur percintaan juga. Cerpen ini berkisahkan tentang seorang perempuan yang menyukai seorang laki-laki, mereka pun menjadi sepasang kekasih, namun di tengah jalan percintaan mereka, lelaki itu berselingkuh dengan perempuan lain, akhirnya percintaan mereka harus kanda, mau tak mau sang perempuan harus bisa move on kalau kata anak kids zaman now, namun setelah perempuan itu bisa move on, laki-laki itu tiba-tiba kembali dan meminta balikan lagi, karna perempuan tersebut sangat menyukainya, maka akhirnya mereka kembali balikan, namun lagi dan lagi laki-laki itu berselingkuh. 

Namun cerpen yang isinya berbeda, ya walaupun isinya ada unsur percintaan tapi dalam mendapatkan percintaan itu tak segampang di cerpen-cerpen sebelumnya. Cerpen karya Indah Wulan Nopiyani yang berjudul “Wanita dengan Laki-laki Surga.” Cerpen ini mengisahkan seorang santriwati yang menyukai guru yang mengajari dia, karna ia selalu gelisa, akhirnya ia memberanikan diri untuk menumpahkan rasa hatinya di secarik kertas yang nanti akan diberikan ke gurunya tersebut. Tapi tak ada balasan dari gurunya tersebut, ia hampir putus asa, namun suatu ketika gurunya itu mendatangi rumahnya untuk menikahinya. 

Nah itu beberapa karya sastra (cerpen) yang menurut saya terpengaruh dari cerita sinetron yang disaksikan oleh siswa saya sendiri. Pesan saya untuk anak Sekolah Menengah Pertama lebih baik jangan terlalu sering menyaksikan sinetron dan lebih baik lagi jika membuat cerpen yang berunsur pengalaman-pengalaman yang pernah dialami. 


Penulis:
Muhamad Romli
Mahasiswa Pascasarjana Bahasa Indonesia
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)

______________
Image Credit: babies-toddlers.com

Share this:

Post a Comment

Salam, Pemuda!
Saatnya yang Muda yang Bicara!


Terima kasih telah berkunjung, silakan berkomentar :)

*Segala hal yang berkaitan dengan tulisan dalam website ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis tersebut sesuai yang tertera di bagian awal atau akhir tulisan.

________

// MudaBicara is one of Youth Community or Non-Profit Organization in Indonesia. We strive to provide a place for young people to voice ideas and literary works //

 
Copyright © MudaBicara! - Youth Community | Designed by OddThemes